Dongeng Anak Sebelum Tidur yang Lucu dan Mendidik

 Dongeng Anak Sebelum Tidur yang Lucu dan Mendidik


Sudahkah Mom membiasakan membacakan dongeng anak sebelum saat tidur? Jika belum, ada baiknya Anda mengawali kebiasaan tersebut mulai berasal dari sekarang. Selain sebagai cara menidurkan anak, banyak kegunaan yang mampu didapatkan berasal dari membaca dongeng anak sebelum saat tidur, keliru satunya adalah si kecil studi memaknai kehidupan.


Selain itu, membacakan dongeng sebelum saat tidur terhitung menjadi solusi terbaik jika si kecil ada masalah tidur lho, Mom! So, segera saja lihat kumpulan dongeng anak sebelum saat tidur di bawah ini, ya!


Kumpulan dongeng anak sebelum saat tidur

Selain jalan ceritanya menarik, dongeng anak sebelum saat tidur terhitung wajib mendidik. Yuk, intip dongeng apa saja yang mampu Mom bacakan untuk si kecil!


1. Lalat yang Pelupa cerita dongeng sebelum tidur

Rekomendasi cerita dongeng anak sebelum saat tidur yang lucu adalah berjudul Lalat yang Pelupa. Cerita ini dapat memicu si kecil tidur bersama dengan nyaman tanpa terpikirkan hal-hal berat di dalam cerita, Mom. Berikut adalah dongeng anak sebelum saat tidur yang lucu bersama dengan judul Lalat yang Pelupa.


Pada zaman dahulu, hidup seekor lalat kecil yang baik, penyayang, rajin dan puas membantu. Di suatu pagi yang cerah, si Lalat mendengar kabar bahwa dapat ada sebuah festival besar di desa daerah ia tinggal.


Si Lalat terlampau bersemangat dan bersama dengan sukarela menopang segala keperluan festival. Namun, seluruh kesibukan tersebut anehnya memicu si Lalat meremehkan namanya sendiri.


Karena bingung bukan kepalang, si Lalat pun memutuskan untuk menanyakan pada ibu semut yang duduk di sebelahnya.


“Maaf sebelumnya, apa kau tau namaku?” bertanya si Lalat. Tetapi, tentu saja ibu semut tidak tahu. Ibu semut menyuruh si Lalat supaya mencoba menanyakan pada belalang di sebelahnya.


Si Lalat segera terbang menghampiri paman belalang. Ia menanyakan pertanyaan yang sama pada paman belalang. Tetapi perihal itu terhitung tidak membuahkan hasil. Paman belalang cuma menggelengkan kepala sebagai pertanda bahwa ia tidak tahu. Paman belalang menyuruh si Lalat menanyakan kepada bibi kupu-kupu, tapi bibi kupu-kupu pun tidak tahu.


Melihat si Lalat yang putus asa, bibi kupu-kupu menyarankan lalat untuk menanyakan kepada seorang bayi manusia sebab bisa saja bayi itu tau nama si Lalat. Mendengar gagasan tersebut si Lalat segera menghampiri si bayi manusia.


“Halo, bayi kecil yang manis. Meskipun kita tidak pernah bertemu sebelumnya, apakah bisa saja kau tau namaku?”


Si Lalat mulai percuma menanyakan pada bayi manusia sebab tak bisa saja ia memahami bahwa dirinya adalah lalat. Tetapi kemudian…


“La…la…la…”, ucap si bayi. Mendengarnya, si Lalat pun segera membelalak bahagia.


“Ah, iya benar sekali. Aku kan Lalat. Terima kasih bayi kecil yang lucu, kau udah membantuku mengingat namaku sendiri.”


Si Lalat pada akhirnya ulang ke festival bersama dengan perasaan gembira sebab udah sukses mengingat namanya sendiri.


Itulah dongeng berkenaan si Lalat yang Pelupa. Selain terkesan lucu, dongeng anak sebelum saat tidur satu ini terhitung mempunyai pesan ethical yang dalam lho, Mom! Meskipun si Lalat rajin dan puas menolong, tapi tidak ada satu hewan pun memahami namanya. Maka berasal dari itu, Mom mampu mengajarkan si kecil untuk bersosialisasi bersama dengan baik.


2. Kisah Si Kancil dan Buaya

Cerita dongeng anak sebelum saat tidur seterusnya adalah kisah Si Kancil dan Buaya. Dongeng fabel satu ini terhitung dapat memberi tambahan si kecil pesan ethical yang berharga. Bacakan yuk, Mom!


Suatu hari di sebuah hutan rimba, hiduplah seekor kancil yang cerdik. Si kancil terlampau puas berjalan-jalan di hutan untuk mencari makanan. Tetapi, sebab musim kemarau yang panjang, Si Kancil terpaksa pergi ke kawasan lain untuk mencari makanan. Ia wajib lewat banyak halangan untuk hingga di kawasan tersebut. Salah satu rintangannya adalah sebuah sungai.


Air di sungai itu memang tidak terlampau deras, tapi ada kawanan buaya menakutkan yang tinggal di dalamnya. Kancil mulai takut, tapi ia tetap wajib mencari makanan secepatnya. Ia berpikir sejenak dan segera mendekat ke sungai penuh buaya itu.


“Halo raja buaya, apakah kau udah makan?” bertanya kancil bersama dengan nada lantang.


“Siapa kau berani berteriak di siang bolong begini! Mengganggu tidur siangku saja!”


“Hei kancil licik, kau lebih baik diam! Kalau tidak, aku dapat memakanmu saat ini juga!” sahut buaya lainnya.


“Hei hei jangan marah dulu, aku cuma idamkan memberikan pesan berasal dari raja hutan,” tegas si Kancil.


“Ada apa ini sebenarnya? Cepat katakan!” kata buaya.


“Simba menyuruhku mengkalkulasi kalian. Tampaknya, ia hendak memberi tambahan hadiah untuk kalian, menjadi cepat panggil seluruh temanmu,” kata si Kancil.


Semua buaya tentu terlampau puas mendengar kabar gembira berasal dari Si Kancil. Seluruh buaya bersama dengan cepat berbaris berjajar di permukaan sungai tanpa memahami bahwa ternyata si Kancil berniat membohongi mereka.


Si kancil mulai melompati buaya satu persatu sambil pura-pura mengkalkulasi jumlah mereka. Setelah hingga di penghujung sungai, Si Kancil segera pergi meninggalkan buaya-buaya yang kebingungan.


Nah Mom, membacakan kisah si Kancil dan buaya sebagai cerita dongeng anak sebelum saat tidur dapat memicu si kecil studi bahwa kebolehan mampu dikalahkan oleh kecerdikan. Meskipun begitu, Mom wajib tetap berikan memahami bawa berbohong bukanlah perihal yang baik untuk ditiru, ya!


Baca juga: Antar Anak Menuju Mimpi Indah Dengan Dongeng Anak Indonesia Ini

3. Berprasangka Baik

Berprasangka Baik adalah keliru satu judul dongeng anak sebelum saat tidur yang mengajarkan berkenaan pentingnya berprasangka baik pada seseorang. Dongeng ini tergolong dongeng anak sebelum saat tidur Islami sebab mengandung banyak pesan keagamaan di dalamnya. Yuk, lihat ceritanya!


Dahulu kala, ada seorang murid bernama Abdullah yang terlampau idamkan seorang guru untuk membimbingnya ke jalan yang benar dan menjadi lebih dekat bersama dengan Allah SWT. Tetapi, ia ada masalah menemukan sosok guru tersebut meski bersama dengan jerih payah yang luar biasa.


Abdullah terus mencari sosok guru tersebut hingga suatu hari ada seorang pria yang menyebutkan bahwa Abdullah tidak dapat pernah menemukan guru yang pas jikalau Fulan bin Fulan yang tinggal di sebuah kota jauh dan terpencil.


Dengan puas hati, Abdullah pun memutuskan untuk pergi ke kota terpencil itu. Setelah menempuh perjalanan jauh, Ia menanyakan kepada masyarakat kurang lebih berkenaan Fulan bin Fulan, sosok guru terbaik yang pernah ada.


Tetapi anehnya, tiap-tiap Abdullah menanyakan berkenaan Fulan bin Fulan, seluruh masyarakat kota mengantarnya kepada seorang lelaki bersama dengan perangai jelek dan penuh maksiat. Meski ragu, Abdullah memutuskan untuk mengetuk pintu rumah Fulan.


“Siapa disana?” bertanya pemilik rumah.


“Abdullah,” jawabnya.


Secara tak sengaja, Fulan bin Fulan pun ternyata sedang menunggu kehadiran seseorang bersama dengan nama yang sama, yakni Abdullah. Fulan bin Fulan yang udah berjanji bersama dengan Abdullah untuk pesta minuman keras tentu saja segera membukakan pintunya.


Abdullah masuk ke dalam rumah itu, menatap muka sang pemilik rumah, selanjutnya duduk menangis. Ia mulai pertemuan tersebut terlampau mengharukan. Karena air matanya yang deras, Abdullah tidak menyaksikan minuman keras yang ada di atas meja.


“Hei, ada apa ini? Apa yang berjalan denganmu?” pemilik rumah kebingungan.


“Apakah kau adalah Fulan bin Fulan? Apa kau sudi menjadi guruku? Tolong jadilah guruku dan ajari aku supaya makin lama beriman pada Allah SWT.” jawab Abdullah.


Si pemilik rumah bingung dan cuma bicara serampangan untuk mengusir Abdullah secepatnya.


“Baik, saat ini pergilah ke bawah lembah di belakang rumah ini. Saat kau menemukan air di lembah itu, berwudhulah bersama dengan menyebut nama Allah dan beribadahlah di sana hingga Allah SWT menurunkan pemberian untukmu!”


Abdullah bersama dengan cepat memercayai perintah si guru dan melaksanakannya bersama dengan sungguh-sungguh. Seperti yang dikatakan gurunya tadi, Allah SWT pada akhirnya menurunkan pertolongan. Saat itulah ia baru memahami bahwa orang yang tadinya ia anggap sebagai guru tidak lain adalah orang yang kerap bermaksiat dan berperangai buruk.


Seiring berjalannya waktu, Abdullah pun mulai dikenal oleh khalayak ramai. Kesalehan dan ketaatannya pas itu terus menjadi topik pembicaraan di kalangannya. Semakin lama, orang-orang mulai tertarik untuk menimba ilmu kepada Abdullah.


Suatu hari, Abdullah mengidap sakit kritis supaya ia berpesan kepada murid-muridnya.


“Jika aku wafat nanti, kalian seluruh bergurulah pada orang lain. Aku kenal seseorang bernama Fulan. Bergurulah kalian seluruh padanya. Karena ia tergolong orang yang puas bermaksiat, kumohon berdoalah kepada Allah SWT supaya kemaksiatannya diangkat sebelum saat aku wafat. Sesungguhnya aku tidak dapat pernah menjadi guru jikalau bukan sebab dia.”


Karena ketulusan berasal dari seluruh murid Abdullah, Allah SWT pun mengabulkan doa mereka. Lelaki yang dianggap guru oleh Abdullah lantas memutuskan untuk bertaubat dan menjadi guru bagi para murid Abdullah.


Itu dia dongeng anak sebelum saat tidur Islami yang penuh pesan ethical untuk diajarkan ke si kecil. Salah satunya adalah pentingnya berprasangka walau pada orang yang muncul jelek penampilannya.


4. Angsa Bertelur Emas

Dongeng anak sebelum saat tidur yang edukatif contohnya adalah Angsa Bertelur Emas. Berikut kisahnya.


Suatu hari di sebuah desa yang tentram, hiduplah seorang petani yang menemukan seekor angsa. Ia memutuskan untuk memelihara angsa tersebut. Keesokan harinya, si petani terlampau terkejut pas menyaksikan bahwa si Angsa bertelur emas.


“Wah! Kau adalah angsa ajaib,” kata sang petani. la segera mempunyai telur-telur emas itu ke penjual emas yang ada di pasar untuk mengecek kemurniannya.


“Ya, benar. Ini adalah emas murni,” kata si pedagang emas. Pedagang tersebut terpesona dan membeli telur-telur tersebut bersama dengan harga yang mahal.


Sejak hari itu, angsa ajaib terus menerus bertelur emas. Tapi, si Petani tak kunjung puas. Ia tetap idamkan terima dan menjual lebih banyak telur supaya ia cepat kaya raya.


“Ah terserah saja, aku dapat menyembelih angsa itu dan mengeluarkan seluruh telur emas berasal dari perutnya,” ucapnya serakah.


Petani itu pada akhirnya menyembelih si angsa ajaib. Tetapi, ia terlampau terkejut sebab ia tidak menyaksikan satu telur emas pun dalam tubuh si angsa. Setelah kejadian itu, si petani terlampau menyesal. Jika tidak serakah, ia bisa saja tetap mampu membuahkan satu telur emas tiap-tiap harinya.


Dari dongeng anak sebelum saat tidur di atas, Mom plus Dad mampu mengajarkan si kecil untuk tidak menjadi orang yang serakah. Anda terhitung wajib mengedepankan bahwa tiap-tiap kesuksesan wajib diraih bersama dengan kerja keras dan kesabaran yang luar biasa.


Baca juga: Kisah Nabi Adam, Dongeng Anak untuk Temani Si Kecil

5. Pohon Apel

Selain kisah Angsa di atas, Mom terhitung mampu mempunyai nuansa mengharukan untuk mengantar tidurnya, lho. Yuk, lihat bagaimana dongeng anak sebelum saat tidur satu ini mengantarkan pesan moralnya!


Dahulu kala, hidup sebuah pohon apel yang besar, kokoh dan rimbun daunnya. Buahnya terhitung banyak, berwarna merah fresh dan tetap manis. Saking rimbunnya, ada seorang anak yang terlampau puas bermain dan berteduh di bawah pohon apel itu.


Tetapi sayangnya, si anak mulai jarang mengunjungi pohon tersebut pas usianya menginjak dewasa. Si Pohon Apel pun mulai kesepian dan sedih. Tetapi suatu hari, si Anak mampir menemui si Pohon Apel. Si Pohon Apel menyapanya bersama dengan ramah.


“Halo anak muda, kemarilah duduk dan bermainlah di sekelilingku,” kata si Pohon Apel.


“Tidak. Aku tidak ada pas untuk bermain. Aku kelaparan tapi tidak mempunyai duit sepeserpun. Aku terhitung tidak mempunyai pekerjaan. Aku tidak memahami wajib laksanakan apa,” jawab si anak.


“Jangan khawatir, ambillah seluruh buahku. Kau boleh memakannya atau menjualnya di pasar,” tawar si Pohon Apel.


Si Anak tentu saja mulai puas dan beruntung. Ia segera menuai seluruh apel yang ada di pohon dan menjualnya ke pasar. Setelah itu, si Anak tidak ulang ulang dalam pas lama dan memicu si Pohon Apel ulang kesepian.


Namun, sebagian tahun kemudian, si Anak kembali. Merasa senang, si Pohon Apel mengajaknya bermain.


“Hai anak muda, kemarilah. Bermainlah bersama dengan denganku di sini,” kata si Pohon Apel.


“Aku tidak mempunyai pas untuk bermain. Aku terlampau sibuk. Rumahku baru saja habis kebakaran. Aku dan keluargaku udah tak mempunyai rumah untuk ditinggali sekarang,” jawab si Anak bersama dengan muram.


“Tidak usah risau, jikalau begitu potong saja batangku dan jadikanlah rumah,” ucap Si Pohon Apel.


Si Anak terlampau gembira dan segera memotong habis seluruh batang Pohon Apel selanjutnya cuma menyisakan akarnya dan tak pernah ulang ulang selama bertahun-tahun.


Namun suatu hari si anak ulang lagi. Berbeda bersama dengan keadaan sebelumnya, kini ia udah terlampau tua, tubuhnya bungkuk dan wajahnya keriput. Meskipun begitu, si Pohon Apel tetap tetap mengenalinya.


“Sekarang apa ulang yang kau butuhkan, Nak? Aku udah tidak mempunyai apapun. Buahku udah habis, batangku pun udah kau tebang habis seluruhnya. Aku cuma mempunyai akar untuk aku hidup pas ini,” ucap si Pohon Apel.


“Tidak, aku tak butuh apapun. Aku cuma idamkan istirahat di sampingmu dan menjadikan daerah ini sebagai daerah tinggalku tetap hingga maut menjemput. Karena anda adalah teman terbaikku” ucap si Anak.


Mendengar perihal itu, si Pohon Apel terlampau gembira sebab si Anak ternyata tidak melupakannya. Si Anak yang udah beralih menjadi seorang kakek tua renta itu pada akhirnya meninggal dan dikuburkan dekat si Pohon Apel.


Nah, itu tadi keliru satu opsi dongeng anak sebelum saat tidur untuk mengantarkan tidurnya. Pesan ethical berasal dari cerita ini adalah kita wajib tetap berterima kasih dan tidak meremehkan kebaikan seseorang walau cuma kecil.


Baca juga: 5 Dongeng Anak Islami Sebelum Tidur untuk Si Kecil, Ada Pesan Moralnya

6. Cucit si Tikus Kecil

Cucit si Tikus Kecil adalah judul dongeng anak sebelum saat tidur yang memadai digemari, Mom. Yuk, ceritakan untuk si kecil!


Dahulu kala, di sebuah hutan yang lebat, hiduplah seekor tikus kecil bernama Cucit. Seperti ukuran tikus pada umumnya, tubuh Cucit memang mampu dikatakan terlampau kecil jika dibandingkan bersama dengan hewan lain yang ada di hutan. Hal ini memicu Cucit mulai tidak yakin diri dan tetap malu untuk muncul rumah.


“Kenapa ya badan binatang lain terlampau besar sedangkan aku kecil sekali. Apa yang wajib aku lakukan?” gumamnya.


Suatu hari, Cucit menemukan sebuah kain putih yang memadai besar lebih-lebih jauh lebih besar berasal dari tubuhnya. Terpukau menyaksikan kain berukuran besar itu, Cucit segera terpikir sebuah gagasan jahil. Ia masuk ke dalam rumah selanjutnya mengambil alih pena dan spidol.


Cucit mulai menggambar bentuk mata, hidung, bibir dan bagian muka lain di kain besar itu. Bentuk mata, hidung dan bentuk lainnya yang tidak tertib memicu kain tersebut muncul seperti hantu besar yang menakutkan.


Setelah selesai menggambar, Cucit segera menggerakkan aksinya di jalan sempit sebelah rumahnya. Meskipun sempit, jalan setapak itu memadai kerap dilalui oleh warga hutan lain.


Korban pertama berasal dari kejahilan Cucit adalah si Kelinci. Kelinci yang menyaksikan kain besar bersama dengan coretan muka itu pun segera lari sekuat tenaga sambil berteriak keresahan sebab berpikir ia baru saja menyaksikan hantu.


Setelah kelinci, banyak hewan lain yang terhitung menjadi korban kejahilan Cucit. Si Macan, hewan buas yang paling ditakuti di hutan itu pun lari keresahan dibuatnya. Meskipun cuma tubuh kecil Cucit yang berada di baliknya, kain itu tetap saja memicu was-was seluruh warga hutan.


Pada suatu hari, ada sebuah badai besar menerpa kawasan hutan. Para binatang hutan mulai gelisah dan memutuskan untuk pulang ke rumah tiap-tiap melalui jalan setapak di samping rumah Cucit supaya lebih cepat sampai. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bisnis Untuk Pemula Minim Modal, Untung Banyak

Manfaat Mempekerjakan Konsultan Pajak Profesional untuk Bisnis Anda di Jakarta

Manfaat Menggunakan Perangkat Lunak Gratis untuk Pelajar: Hemat Biaya dan Kualitas Terjamin